Perbudakan Ganda

“Lagi kata Firaun, ‘Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya!’” (Keluaran 5:5).

 
Harun, setelah diperintahkan para malaikat, pergi menemui saudaranya, yang telah terpisah selama beberapa tahun, dan mereka bertemu di tengah keterasingan padang belantara di gunung Allah…Bersama-sama mereka melakukan perjalanan melalui padang Arab menuju Mesir; dan setelah tiba di dataran Gosyen, mereka lantas mengumpulkan para tua-tua Israel. Harun, seorang jurubicara yang andal, menyampaikan kepada mereka semua perkataan Allah kepada Musa, dan kemudian mereka memberikan tanda-tanda di hadapan bangsa itu. “Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka mendengar, bahwa TUHAN telah mengindahkan orang Israel dan telah melihat kesengsaraan mereka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah.”
 Tugas berikut kedua bersaudara itu adalah menyampaikannya sendiri kepada raja. Mereka memasuki istana megah Firaun sebagai para utusan Allah; mereka merasa bahwa Allah sedang berada bersama mereka di sana, dan mereka berbicara dengan kuasa: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun.”…
 Raja sudah mendengar tentang mereka sebelumnya, dan tentang sukacita di tengah bangsa itu. Ia menjadi sangat marah…. Pada hari yang sama raja mengeluarkan perintah untuk melakukan hal yang membuat perbudakan mereka menjadi berlipat ganda berat dan kejamnya. Bangunan-bangunan Negara itu terbuat dari batu bata yang dikeringkan matahari, dengan jerami potong dicampurkan untuk membuat tanahnya saling melekat, bahkan gedung terbaik mereka dibangun seperti itu, dan kemudian dilapisi batu. Sekarang raja memerintahkan agar tidak ada lagi jerami yang diberikan kepada para pekerja, tetapi jumlah batu bata yang sama harus dihasilkan…. Ketika persyaratan raja yang tak berperikemanusiaan itu dipaksakan, bangsa itu terpencar-pencar di seluruh negeri mengumpulkan tunggul gandum gantinya jerami, tetapi mereka rasa tidak mungkin menghasilkan jumlah batu bata yang sama. Atas kegagalan ini, para pegawai Ibrani juga rakyatnya, dengan kejamnya dipukuli….
Bangsa Ibrani berharap dilepaskan dari perbudakan tanpa adanya cobaan iman tertentu atau penderitaan di pihak mereka. Tetapi mereka belum siap untuk dilepaskan. Mereka hanya memiliki sedikit iman dan tidak bersedia bersabar untuk menanggung derita mereka sampai Allah memberikan satu kelepasan yang penuh kemenangan. Signs of the Times, 4 Maret 1880.
Image

 

~ oleh daud ario pada 20/07/2012.

Tinggalkan komentar